blog arsitek

Veteran Keteteran

Karena Indonesia makin maju (katanya...) maka gerak veteran keteteran bahkan ditinggalkan. Aku udah lama ngerasa begitu, dan hati aku makin mantab bilang veteran keteteran begitu kantor DPPNI Pekanbaru kedatangan tamu.

Siang yang sejuk. Angin berembus cepoi-cepoi. Karena janji dengan seseorang batal dan diundur sore aku dan Bob memutuskan ke kantor DPPNI. Disana ada bang Edi. Kami ngobrol ngalor ngidul sekalian membahas rencana seminar yang mo kami adakan.

Gak lama kemudian, pintu depan diketuk.

Ternyata, ada seorang kakek dengan cucunya. Sebenarnya sih tujuan pengen jumpa mamak nya bang Edi. Tapi berhubung mamak bang Edi belum balek dari Jakarte maka kakek itu ngobrol dengan kami.

Kakek ini veteran dan juga salah satu pengurus organisasi Syarikat Islam. Organisasi yang juga tempat mamak bang Edi bernaung. Ngobrol lanjut terus.

Ditengah obrolan, kakek Veteran ini ngeluh. Katanya, di Riau ini organisasi SI yang kebetulan udah di isi dengan yang muda-muda pecah jadi beberapa. Dia juga ngeluh, pengurus uzur seperti dirinya seperti ditinggalkan (Kek nya buka 'seperti' tapi 'sudah'). Pengurus sekarang sibuk mementingkan diri dan melupakan hakekat organisasi. Bahkan kakek veteran ini bilang, ketika istrinya meninggal dunia, yang hadir dari organisasi SI atau organisasi kepemudaannya hanya 3 orang saja. Bayangkan, organisasi besar dengan jumlah anggota yang banyak cuma terwakili oleh 3 orang saja dalam urusan melayat.

Dulu, SI betul-betul organisasi kemasyarakatan yang punya banyak kegiatan bermanfaat bagi orang banyak. Bahkan juga mengajarkan cara sholat jenazah. Dan itu, tidak didapat lagi sekarang. Begitu kira-kira kata kakek veteran ini.

Aneh memang, perjuangan para veteran yang selalu menggambarkan kesolidan, kepedulian pada masyarakat dan totalitas pengabdian dalam berorganisasi tidak menjadi teladan bagi generasi sekarang.

This post was written by: Juragan Pribumi

Juragan Pribumi is a blogger and Architect. Follow him on Twitter